Thursday, January 20, 2011

Kolam Renang 4

Kolam renang (satu)

Kamis sore itu, menjelang maghrib, satu persatu orang mulai meninggalkan kolam renang ini. Bagi diriku yang baru saja masuk dan mulai berenang, ini sangat menyenangkan, karena sungguh menyebalkan jika waktu berenang harus sebentar-bentar berhenti untuk menghindari perenang lain yang lalu lalang.

Langit menggelap, awan mendung menggantung tidak lagi nampak. Beberapa lampu di dalam kolam sudah dinyalakan, tetapi hanya satu lampu yang dinyalakan di baris seberang, penghematan listrik, apalagi setelah kulihat tinggal daku dan seorang perenang lain yang masih bertahan. Waktu dia mendekat, keliatan seorang wanita tua yang kemudian tersenyum, dan menggangguk sopan menyapaku.

Setelah melakukan beberapa lap, terasa perut ini telah protes keras minta diisi. Sementara sang ibu masih dengan giat berenang, wah staminanya jauh lebih baik dariku nih..

Dengan ‘lemas tapi puas’, ku beranjak pulang setelah bershower air panas nan nikmat..

“ Pak, mari, pulang dulu, “ sapaku ke abang penjaga kolam.

“Iya pak, ayuk sekalian..saya juga mau pulang,” jawabnya.

“ Lho, ga menunggu ibu ibu tadi itu ?” tanyaku.

“ Ibu ibu siapa pak?jangan bergurau, khan tinggal bapak sendirian yang berenang sejak sejam yang lalu “.

Ku lirik kolam gelap yang memang sunyi senyap itu….tak terasa bulu kudukku meremang dingin…

******************************************************************************************

Kolam renang (dua)

Kamis sore itu, menjelang maghrib, satu persatu orang mulai meninggalkan kolam renang ini. Bagi diriku yang baru saja masuk dan mulai berenang, ini sangat menyenangkan, karena sungguh menyebalkan jika waktu berenang harus sebentar-bentar berhenti untuk menghindari perenang lain yang lalu lalang.

Langit menggelap, awan mendung menggantung tidak lagi nampak. Beberapa lampu di dalam kolam sudah dinyalakan, tetapi hanya satu lampu yang dinyalakan di baris seberang, penghematan listrik, apalagi setelah kulihat tinggal daku dan seorang perenang lain yang masih bertahan. Waktu dia mendekat, keliatan seorang wanita tua yang kemudian tersenyum, dan menggangguk sopan menyapaku.

Setelah melakukan beberapa lap, terasa perut ini telah protes keras minta diisi. Sementara sang ibu sudah beberapa saat lalu beranjak meninggalkan kolam.

Dengan ‘lemas tapi puas’, ku beranjak pulang setelah bershower air panas nan nikmat.

“ Pak, mari, pulang dulu, “ sapaku ke bapak tua penjaga kolam.

“ Mari nak,” jawabnya tersenyum menampakkan giginya yang kuning coklat terkena nikotin.

Sesampainya di pintu keluar, seorang satpam muda menyapaku,” Pulang pak ?”

“Iya, mari..”

“Saya juga mau ngunci pintu nih Pak “, sahutnya.

“ Lho, kok dikunci dari luar? Nanti bapak satunya gimana keluarnya?” tanyaku teringat pak tua yang masih berada di pinggir kolam tadi.

“Ah, yang jaga kolam khan saya aja sendirian pak, baru mulai kerja 3 hari yang lalu, nggantiin penjaga yang meninggal pak.”

Dan bulu kudukku meremang ….

******************************************************************************************

Kolam renang (tiga)

Kamis sore itu, menjelang maghrib, satu persatu orang mulai meninggalkan kolam renang ini. Bagi diriku yang baru saja masuk dan mulai berenang, ini sangat menyenangkan, karena sungguh menyebalkan jika waktu berenang harus sebentar-bentar berhenti untuk menghindari perenang lain yang lalu lalang.

Langit menggelap, awan mendung menggantung tidak lagi nampak. Beberapa lampu di dalam kolam sudah dinyalakan, tetapi hanya satu lampu yang dinyalakan di baris seberang, penghematan listrik, apalagi setelah kulihat tinggal daku dan seorang perenang lain yang masih bertahan. Waktu dia mendekat, keliatan seorang wanita tua yang kemudian tersenyum, dan menggangguk sopan menyapaku.

Setelah melakukan beberapa lap, terasa perut ini telah protes keras minta diisi. Sementara sang ibu sudah beberapa saat lalu beranjak meninggalkan kolam.

Wah, sekarang kolam benar-benar jadi milik pribadiku, meski bukan kolam sendiri, tapi tanpa orang laen, serasa milik sendiri, hmm berkhayal dah.

Baru 2 lap, tiba tiba segerombolan anak kecil berlompatan masuk.

Keki dah, belum lama menikmati kolam, sudah ada yang mengganggu, malam malam lagi, kok baru mulai nge-les anak anak ini. Kulihat kiri kanan mencari di mana si pelatih sialan itu, tapi tak tampak jelas, karena kacamata renang minusku kurang jelas untuk melihat, apalagi waktu malam.

Lima menit, kemudian daku menyerah, biarlah kolam menjadi ‘milik pribadi’ anak-anak itu.

“ Pak, mari, pulang dulu, “ sapaku ke abang penjaga kolam.

“Mari pak, masih pagi kok sudah pulang pak,” jawabnya.

“Iyah pak, malas kalo rame gini”

“Rame ?” tatapnya bingung,” Dari tadi khan cuman bapak sendirian aja yang berenang.”

Kutoleh kolam renang..sunyi senyap, tak tampak seorang anak pun..bulu kudukku meremang…

******************************************************************************************

Kolam renang (empat)

Kamis sore itu, menjelang maghrib, satu persatu orang mulai meninggalkan kolam renang ini. Bagi diriku yang baru saja masuk dan mulai berenang, ini sangat menyenangkan, karena sungguh menyebalkan jika waktu berenang harus sebentar-bentar berhenti untuk menghindari perenang lain yang lalu lalang.

Langit menggelap, awan mendung menggantung tidak lagi nampak. Beberapa lampu di dalam kolam sudah dinyalakan, tetapi hanya satu lampu yang dinyalakan di baris seberang, penghematan listrik, apalagi setelah kulihat tinggal daku dan seorang perenang lain yang masih bertahan. Waktu dia mendekat, keliatan seorang wanita tua yang kemudian tersenyum, dan menggangguk sopan menyapaku.

Setelah melakukan beberapa lap, terasa perut ini telah protes keras minta diisi. Sementara sang ibu sudah beberapa saat lalu beranjak meninggalkan kolam.

Dengan ‘lemas tapi puas’, ku beranjak pulang setelah bershower air panas nan nikmat.

“ Mas, mari, pulang dulu, “ sapaku ke anak muda penjaga kolam.

Heran dia seperti tidak mendengarku..

Tiba tiba….”AAAAAAAhhhhhhh,” terdengar teriakan ibu tua itu.

Sedetik kemudian, saat aku masih terbengong, si penjaga kolam sudah berlari dan terjun ke dalam kolam, membalik tubuh yang membuat si ibu berteriak tadi.

Kuikut mendekat…melihat tubuh yang mulai kaku itu dibalikkan…tubuhku sendiri…

dan..bulu kudukku tidak meremang…

Oddiezz , SharkCrocs City

Jan 2011

No comments: