Tuesday, January 8, 2008

Vodka

Malam yang lembab.
Hujan yang turun gerimis dari siang tadi seakan tak mampu mengusir hawa panas yang bergantung.
John melirik gelas yang berisi vodka separuh penuh…. atau separuh kosong, hmm peduli amat yang pasti begitu habis pasti diisi lagi sampai penuh dengan menambah beberapa potong es batu.
Sambil berpikir, tak terasa tangan kirinya sudah menyambar gelas yang dihabiskan dengan satu tegukan besar.

Keringat sebiji butir jagung tak hentinya menetes, meski semilir angin masuk dari jendela apartment lantai 15 ini.

Huruf-huruf di halaman novel yang sedang dibaca John mulai kabur.
Diseret kakinya yang berat ini ke arah kulkas, untuk kesekian kalinya mengisi gelasyang kembali kosong.

Jam dinding terdengar berdetak jelas di apartment yang kosong, sejenak ia berhenti mendengar suara desis lemah di luar jendela.

hmm….dengan mata setengah terpejam ( atau setengah terbuka ) ia teruskan ritual pemenuhan gelas, 2 potong es batu di dasar gelas, siap menunggu vodka utk dituangkan.
Sekotak besar orange juice yang berdiri penuh di tengah kulkas tidak dihiraukannya.

It’s time for the real stuff…. bukan waktunya untuk sejenis campuran cocktail yang menghibur selera.

Suara desisan semakin terdengar di ruang yang sepi.

“Tidak mungkin ..tidak mungkin benda itu mengikutiku,” pikir John.

Sudah seminggu ini ia pindah dari apartment lantai 15 ini, apartment lantai 2 yang beberapa tahun cukup nyaman disemayaminya terpaksa dilego dengan harga murah, setelah tak hentinya dia mengalami kejadian aneh yang muncul setelah seorang wanita muda bunuh diri, tewas tepat di bawah jendela kamar tidurnya.

Ada beberapa orang yang mempunyai ‘bakat’ untuk melihat roh roh halus. Dihitung dari tanggal dan waktu lahir, kepercayaan Cina menghitung apa yang disebut ‘ Ba Zi’, semakin rendah angka itu semakin gampang orang bisa melihat makhluk di alam yang lebih rendah.

Tetapi John bukanlah orang seperti itu.
Saat hantu wanita muda itu tak henti menampakkan diri padanya, seorang suhu membantu menghitung Ba Zi nya, yang ternyata cukup berat, tidak gampang untuk melihat para setan gentayangan. Meski pada akhirnya tak seorang pun bisa membantunya mengusir hantu wanita yang terlalu penasaran matinya itu.

Suara desisan itu makin keras…

“Tidak !”, gumam John,”Tidak sama suara itu dengan jeritan melengking hantu penasaran wanita muda di apartment lamaku.”

Tapi bayangan putih di balik jendela itu semakin jelas, seakan melayang mendekat.
Bunyi desisan bertambah jelas dengan bunyi geraman…

Ya geraman, seakan seseorang yang berusaha keras mengatakan sesuatu,
tetapi tidak bisa, tidak bisa karena lehernya telah patah

….sssh….s…sh..ee…eeeK.

John duduk kaku di sofa, tak kuasa bergerak, melihat bayangan putih menembus dari balik jendela tepat ke arahnya…
Mata John terbelalak besar, mulutnya menganga lebar meneriakkan teriakan ketakutan yang bisu.

Bau khas, bau kematian yang sering kau jumpai di rumah mayat atau rumah persemayaman jenazah, walaupun mayat-mayat di sana telah sedapat mungkin diawetkan, menghambur memenuhi kamar tamu di apartment yang seharusnya berventilasi bagus itu.

Gelap seketika pandangan John, ketika wajah putih kering dari bayangan dengan leher bengkok itu mendekat hampir menyentuh mukanya.

Ia pingsan dengan suksesnya.

Tanpa mengetahui bahwa di ruang tamu itu sebulan yang lalu seorang eksekutif muda mati gantung diri setelah kalah bermain valas, dan baru ditemukan setelah membusuk lima hari kemudian.

Mungkin suatu ketika John akan mengetahui, bahwa untuk dapat melihat makhluk halus, orang yang meskipun mempunyai Ba Zi yang tinggi bisa berpuasa,bermeditasi, berlatih untuk mendapatkan kemampuan melihat mereka di alam lain.

Sedangkan sebagian dari mereka dengan mudah melihat ‘mereka’ setelah setengah mabuk…. …setelah beberapa gelas vodka.




Mojoville, January 2008.
Oddiez…Absolute Peach, Absolute Pears with orange juice.

No comments: