Friday, December 12, 2008

Japanese Food.

Last Sunday...lunch...

With tooth ache, not to be able to savour anything hard.

Ramen seems like a good choice..

thus I chosed a shoyu ramen..

they served it with chilli powder and see the photo...chilli sauce..

heh....is it really anybody put chilli sauce in ramen ?

hehe..must be..because later I heard from a customer at the next table asking for it..hahaha..

While my girl chose to have a Mixed tempura set
and my other girl ordered a beef yakiniku set

we also ordered a Butter fried Dori....hmm.. it had its first attack before the photo was taken..


The food is not bad, a little bit salty...but it's ok.


and cheap with the discount from HSBC credit card promo,


hehe can't get this price in Tokyo neh...


place : Ikki restaurant, Galaxy Mall.

Tidak kekal

Got a tooth ache last week...

feel like better dying...

Strangely, it make me think

( this brain of mine has been rested peacefully in a dark corner for quite some time).

make me more realize that this body is not permanent.

nothing is.

everything keeps changing.
Once the pain killer works, I can smile, forget about the pain and suffering for a while, and be happy.

but then..the suffering comes again..

Fortunately I'm ok after some days of medication.
Is it just like resembling life ?

Anyway..

Last night after the rain finished pouring down.

with a stomach growling..feeling empty after burning some energy at the gym.

cruising the wet asphalt road with my yellow motor bike..

feeling the nice cool night air, makes me remember of my hometown, Malang.

hunting for a hot fried noodle...well very small of choice if you get hungry at night in this small town.

lucky me, I can placed my order before it was closed..

place: at the corner of Jl. Wilis.

price : 6 K. Rp.

One fried noodle, with eggs only, no meat, considering that if it was not finished,I can have it for breakfast today and today I plan to eat no meat.
but..with the help of my girls..it was demolished :)





hmm it's good to be able to eat...again..



but..of course it is temporary..




Tuesday, December 2, 2008

Kisah tentang Miss

Tata bahasa ok..

Vocabulary cukup..

Imaginasi ok..

and most important..creativity..

not bad for an 8 years old...not bad...




Monday, December 1, 2008

Rawon Buntut and Sup Buntut.

Rawon is a traditional East Java beef soup with black colour. 黑色 東爪哇 牛肉湯

The black colour comes from using Keluwek (Pangium edule) as seasoning.

Despite the color, the food tastes very good, consumed anytime as breakfast, lunch or dinner.

The restaurant is famous with its Oxtail soup, and oxtail rawon.

This time, instead of ordering a classic oxtail soup, which the oxtail is stewed in it, I ordered a fried oxtail soup and rawon.
They took out the oxtail and fried it, which gives crispy taste on the outside, while the inside is still so tender.

Rawon is served with short bean sprout, and of course...sambal...the mixed grounded chilli.

Location : Depot Anda, Mojokerto, East Java.
Price : 26.5 K.....hmm..who said there is no rich people in this village...

Oxtail soup, served with a slice of 'jeruk nipis' / lemon, and spicy sweet soy sauce..
Here it is..


Tuesday, November 25, 2008

pecel , breakfast hunt series

I've been writing these series of hunting breakfast since some times ago, just have no time to load it up..
........................
Pagi pagi dah antre...
di tengah kerumunan pembeli....demi sarapan...
di belakang sebuah mobil kecil di pinggir jalan di seberang mesjid di sebelah pasar Tanjung.
tapi hmm ...
porsi kecil...tapi harga murah... 2.5 K
jadi kalo ga cukup bisa beli dua..
good for diet..
no meat...vegetarian hehehe... just be careful that they have shrimp for the peyek,
tapi pagi aja, siang dikit abis dah...
anyway...worth to try....I think... bon apetite.

breakfast hunt series..

Didn’t feel like queueing this morning.
Although not as bad as China, queueing is also not a pleasant experience here.

Thus for this morning breakfast I headed up directly to get some food which only take seconds to get.

Yet it is not the freakin’ KFC, it is still nasi campur.

The location is right at the corner of Jl. Niaga and Jl. Karyawan.

It’s just a small stall which lots of people come and go.
The nasi campur are already packed.
Two alternatives available, with egg or with meat (beef).
So I just ask for what I want, they’ll wrap it up and off I go.
I saw some people have their breakfast there, but it is not a good idea, since they dun have any decent place to seat.
It’s called Nasi Campur Mbak Nik.
And here they are..seconds before devoured

Price is used to be 3 K, now is 3.5 K.
But hey, it still 25 cents USD …and eatable
Enjoy.



Oddiez
Breakfast in Mojokerto series.Nov 2008.

Monday, November 24, 2008

kemelekatan akan makanan

Sedikit catatan ttg kemelekatan akan makanan...

As I chatted with a friend this morning in school after we sent our kids into class, he recommended another place for breakfast.
The previous places he introduced are ok, since he was born in this small town he should knows even all the dark corners of this place.

Thus, I went directly for the hunt.
The location is on Jl. KH Nawawi, just next to the notorious “ Sinar Galaxy” shop.
















Here it is…

They said that there is some other dishes other than nasi campur, since I wanna take it home, still nasi campur is better choice..

The inside.
And the food.
The left one is nasi campur with peyek udang, I also try a pepes pindang, the right one is nasi campur originale which they put empal bumbu in it.


Seconds before excecution..




Not bad.
Actually the warung is cleaner than some previous places…

Price :
Ns Campur 6.5 K
Pepes Pindang 1.5 K

Oddiez,
Mojoville Nov 2008.
Mojokerto breakfast hunt series

Wednesday, November 19, 2008

Musim ancaman Bom

Menggerutu Edward mencampakkan rokok yang hampir habis dihisapnya.

Senin pagi bukanlah waktu favoritnya, tetapi telepon dari Detasemen 88 Jakarta harus langsung ditanggapi.

Masalah yang lagi ngetrend, ancaman bom di plaza, terlalu mudah mengirimkan SMS, ataupun telepon langsung ke tempat target.

Tetapi baru kali ini ia mendapat perintah langsung untuk mencari pengirim terror, ancaman dikirim 30 menit yang lalu, ke Plaza Semanggi, Jakarta.
Dan Edward sudah di atas sebuah sepeda motor butut menuju ke lokasi handphone sang pelaku yang dilacak posisinya, dan itu adalah…di desa..di pinggiran Kepanjen, Malang, Jawa Timur.

Berbagai macam analisa bermunculan di benak Edward, dari profile pengirim teror yang sudah tertangkap, mungkin ini juga berasal dari seorang pelajar di desa yang iseng mengirimkan SMS, ke nomor telepon plaza di Jakarta yang mungkin didapatnya di internet. Dan saat ini sang pengirim sedang tertawa terkekeh-kekeh di depan TV mengamati orang-orang berhamburan keluar dievakuasi dari plaza itu.
Manggut-manggut Edward seakan membenarkan analisanya sendiri, hanyalah orang iseng yang tidak profesional yang cukup bodoh untuk terus menghidupkan handphonenya dengan menggunakan nomor yang sama. Dengan teknologi tracking yang ada, dalam hitungan menit koordinat HP langsung bisa dideteksi.
Pekerjaan memburu pemegang HP di desa Kepanjen tentulah paling cepat dilakukan olehnya, intel polisi yang daerah tugasnya di Kepanjen.

Blink..blink…cahaya kehijauan berpendar di layar LCD alat tracking yang digenggamnya.
Semakin…jalanan desa semakin sepi, menjauh dari pemukiman warga.
Ladang jagung dan tebu nampak di kanan kiri, mendekati hutan yang belum terjamah, sempat pusing juga si Edward, jika benar sasarannya ada di dalam hutan, pengejaran ini tak bakal berakhir dengan mudah. Dia harus kembali ke desa untuk mempersiapkan semua perbekalan yang bakal diperlukan.

Blink..blink…300 meter di depan, mengendap-endap Eddy ( banyak orang desa yang kesulitan membaca nama Edward, karena itu lebih akrab ia lebih dikenal dengan Eddy ) mengintip dari balik pepohonan di mana sepeda motornya telah diparkir tersembunyi.

Di tengah pematang sawah yang baru dipanen tampak sebuah gubuk tempat istirahat, dengan dinding anyaman bambu yang berdiri separuh, persis seperti yang ada di cerita-cerita klasik, di mana bu tani setiap membawa makan siang di dalam bakul, untuk diberikan kepada suaminya yang bekerja di sawah.

Tapi tak seorang pun nampak pagi itu di ladang.
Cericip burung kepodang sesekali bersahutan di atas pohon
Tak ada segerombolan pelajar iseng yang sedang berkumpul, tak ada seorangpun yang terlihat.
Mengendap maju, dicabutnya pistol yang tersarung di pinggang.
Mungkin juga ada sang empunya HP sedang tiduran di dalam gubuk dibuai semilir angin pagi yang segar.

Keringat sebesar jagung bermunculan di dahi.
Dikeraskan pegangan tangan pada pistol yang sedikit gemetar, jari telunjuk telah siap menekan pelatuk.

Selama ini preman, pencuri, perampok, berbagai orang telah pernah dihadapi Eddy.
Tetapi kali ini lain, kali ini teroris, seorang pelajar iseng ataukah seorang lulusan training militer di Afganistan, sungguh perbedaan yang sangat besar. Dia harus mempersiapkan diri untuk yang terburuk, karena nyawa taruhannya.

Pintu gubuk hanya satu meter lagi, dihirupkan udara panjang dan dia melompat ke depan pintu dengan pistol teracung ke depan..

Kosong, tidak ada satu makhluk pun di dalam.
Sejenak terpaku, matanya berkelebat melihat isi gubuk.
Tikar usang yang menjadi alas. Topi bambu yang tersandar miring di pojok lantai. Kendi tanah liat yang coklat menghitam, satu gelas yang berisi air separuh.
Sebuah ransel hijau yang tergantung di ujung tiang gubuk.

Seluruh panca indera Eddy bergetar penuh waspada, dari pengalamannya menjadi intel selama bertahun-tahun sesuatu menyuruhnya cepat pergi, dengan cepat dia mundur dua langkah, dan berancang- ancang untuk berlari.

Dan pada saat itu terdengarnya suara dering handphone dari dalam ransel hijau yang tergantung di tiang gubuk.

“Keparat ! Habislah aku,” pikir Edward bin eddy. Ancang-ancang untuk berlari pun tidak diteruskan, melompatlah ia ke permukaan sawah yang mengering dengan sisa sisa panenan padi…

Blar…..Gubuk itu lenyap, sisa sisa bangunan menyala ditelan api. Asap hitam tebal membumbung tinggi.
Suara ledakan yang cukup keras itu membuat beberapa petani yang sedang bekerja di ladang sekitar berlarian datang, untuk kemudian menemukan Eddy yang tengkurap pingsan berdarah, dengan luka bakar serta luka di punggung tertancap serpihan bambu, kayu serta entah apalagi.
Setidaknya masih ada hela napas lemah di tubuh itu.

Di kejauhan sesosok hitam beranjak menjauh, sambil memasukkan sebuah handphone ke dalam saku celana.


Oddiezz, November 2008.

Wednesday, July 9, 2008

So tepat....

Bell juz rang.

Daku sudah tercengang melihat horoskop Yahoo hari ini...rasanya pas sekali...

Whether you are a volunteer or you do it for a living, if your daily activity involves some kind of altruism or giving of yourself, today you may learn a very important lesson, dear Aquarius. You are going to learn that in order to help other people, you need to learn to take care of yourself. After all, how can you help other people as much as you would like to if you don't take good care of yourself mentally and physically?

Make me think, kok kayanya semua emang utk org laen yah,
kapan duduk sendiri tenang, have a time for myself,
struggling in daily work that is for myself,
care for my own career, be selfish once in a while.
Having a time of my own, reading all the unfinished e-books ( musashi - eiji yoshikawa yang udah terlantar beberapa hari ini )
and comics.

Hmmm....one step at a time.

First...a nice hot cup of coffee.

Wednesday, May 7, 2008

HP merah

Ha pe merah itu akhirnya menjadi miliknya.

Telah tiga bulan lebih, Andy mengincar ha pe mungil berwarna merah yang terpajang di toko kecil penjual ha pe second itu.

Andy dengan rajin menyimpan gaji mingguannya sebagai pembantu tukang masak di warung masakan Chinesse Halal. Yah Chinesse, tulisan itulah yang terpampang di kain selebaran yang menutupi sekeliling warung itu, tetapi tidak pernah ada orang yang protes, sepertinya semua mengerti itu artinya masakan Cina…Chinese food, hmm sungguh suatu ejaan yang mencerminkan kualitas makanannya. Rokok A Mild hijau kegemarannya sudah lama tidak terlihat tergantung di ujung bibir kiri yang agak menghitam ternoda nikotin.

Gadis manis berlesung pipit penjaga toko itu hanya tersenyum melihatnya hampir setiap hari lewat hanya sekedar lewat untuk melirik ha pe merah itu. Di kala toko sedang sepi, sang gadis dengan senang hati mempersilahkan Andi menimang-nimang dan membelainya..hape itu bukan sang gadis..

Tak dinyana siang itu tukang becak tetangga sebelah mengembalikan sejumlah hutang, yang selama ini dianggap Andi sebagai amal karena tidak pernah dikembalikan. “Dapet nomer nDi,” katanya. Terima Kasih nomer buntut..atau apapun itu, sebelum berangkat kerja malam itu, ha pe merah sudah terselip manis di kantong belakang celana jins bututnya dengan bonus nomor hp si gadis manis penjaga toko.

Sungguh ramai warung malam itu, malam minggu, seakan semua orang-orang tidak ada yang memasak di rumah lagi. Mungkin dengan minyak tanah yang mahal dan elpiji yang menghilang di pasaran, telur ayam yang melangit harganya, lebih murah rasanya makan di warung.
Diseretnya badannya yang luar biasa capek pulang, setengah jam jalan kaki di tengah malam yang sejuk, hmm cukup nyaman seandainya badannya tidak secapek ini.
Hp merah itu dipencet-pencetnya sebagai teman berjalan. Satu nomor telepon di phone book.

Karti, sang gadis lesung pipit penjaga toko. Larut malam begini bukanlah waktu yang tepat untuk menelepon gadis yang sudah dengan senang hati memberikan nomer hp padanya.
Aih.. mengapa ada nama lain, Cindy, dengan dua nomor telepon, nomor seluler dan nomer rumah. Mungkinkah ini nama yang
tersisa dari phone book lama yang terekam dalam hp merah ini ?
Jika demikian, mungkin ada foto juga yang masih belum terhapus dalam hp ini. Benar, Cindy001, Cindy002,Cindy003, wow wow….cewe ini jauh lebih cantik dari sang lesung pipit. Sedikit berdarah campuran, mirip Aisyah dalam Ayat-ayat Cinta, setidaknya begitulah mata capek setengah mengantuknya berkata.
Hampir tidak sadar ketika dipencetnya tombol call untuk menelepon Cindy.

Jam 2 malam, ingat Andi saat dia selesai menelepon dan langsung jatuh tertidur di ranjang.
Cindy ternyata teman dekat bekas pemilik hp merah itu. Sungguh seorang gadis yang ramah, penuh selera humor dan berpendidikan, begitu setidaknya terdengar lewat pembicaraan semalam.
Jam 2 siang, Andi bergegas menuju rumah Cindy, sesuai janji mereka untuk bertemu.

Sepasang suami istri tua dengan sopan mempersilahkannya duduk.
Hanya saja, lima menit kemudian Andi terduduk lemas tak bertenaga,
saat mereka menjelaskan bahwa Cindy telah meninggal dua bulan yang lalu.

Rekaman dalam Hp bisa bertahan lama.
Berapa orang kah dalam list phone book mu atau yang terfoto, mungkin sudah tak ada lagi menghirup napas di dunia ini ?
ever cross your mind ?

Oddiezz,
Serpong, May 5, 2008

Tuesday, February 19, 2008

Impermanence

Bumped into reading this last night ....


If you know that all things are impermanent,
all your thinking will gradually unwind
and you won’t need to think too much.

Whenever anything arises,
all you need to say is "Oh, another one!"

Just that!


- - - - -
hmm... a good way to kill my pain ?

Wednesday, January 23, 2008

Elle

Lelaki muda itu mengangguk sopan saat Fiona mempersilahkannya masuk ke dalam apartemennya. Hujan yang mulai turun rintik-rintik cukup membuatnya bajunya basah, meskipun hanya lima menit berjalan kaki dari perhentian MRT terdekat.
Namanya Michael, senyumnya lebih damai menentramkan dibandingkan pertemuan terakhir kami setahun lalu.
Ketika Fiona meneleponku, langsung saja kutahu Michael pasti bisa membantu.

Sebenarnya aku mengenal Elle lebih dulu daripada Fiona. Sebagai sesama perantau di negeri orang, secara kebetulan aku berkenalan dengan Elle di negeri kecil ini. Fiona adalah saudara sepupu Elle yang baru tinggal sebulan di apartmentnya yang mungil tapi rapi ini.

Tetapi Fiona lah yang meneleponku pagi ini dengan penuh kebingungan. Elle yang biasanya periang dan banyak bicara, tiba tiba marah-marah tidak keruan, sumpah serapah tidak senonoh yang tidak mungkin dilontarkannya.

Untung hari itu hari Minggu, setengah jam kemudian aku pun bisa tiba di tempat mereka. Setelah melihat keadaan Elle yang tidak mau makan,minum atau mandi, serta tak henti-hentinya memaki-maki. Aku sadar bahwa ini bukan karena stress biasa, pasti ‘sesuatu’ telah menempelnya begitu instingku mengatakan. Karena belum yakin aku bisa melakukannya sendiri, tanpa alat tanpa bantuan bahan apapun, maka langsung aku teringat akan nama seseorang yang bisa membantu. Michael.

Michael, salah satu mentor ku di sini, cukup dikenal di kalangan anak2 Indo di sini jika menemui masalah-masalah yang tidak bisa dimengerti secara logika, kadangkala setelah pengobatan dokter gagal.

Jauh dari bayangan orang tentang ahli supranatural, Michael berumur tiga puluhan, berambut rapi, biasanya memakai t-shirt berwarna hitam digabung dengan jeans, di saat tidak sedang bekerja, tampil laiknya sebagai seorang pemuda biasa. Tetapi tutur katanya yang lembut tapi tegas, ditambah sorot matanya yang teduh tapi tajam hingga jarang orang bisa menatapnya lama lama, jelas menunjukkan bahwa ia bukan orang sembarangan.

Memang sejak berada di ruang tidur Elle, aku merasakan atmosfir yang lain, yang membuat orang merasa tertekan dan kepingin marah. Sesekali semilir udara busuk menyeruak membuat perut ini mual. Dulu Michael mengatakan itu semacam zat fosfor yang kebanyakan dikeluarkan oleh makhluk halus tertentu.

Begitu sampai ambang pintu kamar tidur, Michael mengeluarkan sebungkus garam yang sepertinya baru dibeli di supermarket dalam perjalanan ke sini.
Sebaris garam di ambang pintu untuk mencegah makhluk laen datang membantu temannya. Cara itu pernah dijelaskan olehnya padaku sebelum melakukan exorcist, “Mengapa?”, tanyaku saat itu. “Dari pengalaman.” katanya sambil tersenyum misterius.

Michael memang menggunakan bahan-bahan yang alami dan mudah didapat di negeri ini. Memang bisa menggunakan kemenyan putih untuk fungsi serupa, tetapi sangat sukar untuk membelinya di sini.

Segelas air putih yang dituang ke dalam gelas pun dicampur dengan sejumput garam. Rosario yang sedari tadi digenggam oleh Fiona, dipinjamnya untuk kemudian dicelupkan ke dalam gelas itu.

Michael lalu menutup kedua matanya dan mengoleskan sedikit air garam itu ke kelopak matanya. Aku pun melakukan hal serupa, karena ingin melihat dengan jelas apa sebenarnya yang kami hadapi kali ini.

Bayangan wajah seorang wanita muda terlihat membayang di muka Elle, cukup cantik, jika saja tidak terlihat separuh wajahnya yang hancur berdarah seperti tergesek aspal jalanan.

Ternyata roh penasaran , korban kecelakaan bulan lalu di ujung jalan apartment ini. Begitu sang roh mengaku ketika kamu tanya, hanya dengan saling memandang. Terus mengikuti Elle sampai berhasil merasukinya saat tubuh Elle sedang kecapaian.
Sementara Fiona masih berdiri bengong di luar pintu kamar memandangi Elle yang duduk bersandar di ranjang, terus melotot dan mengeluarkan suara desisan.

Setelah beberapa kali Michael minta dengan halus supaya roh wanita itu keluar dari tubuh Elle, tetapi tidak digubris. Maka Michael pun mengangguk kecil ke arahku.
Dia mendekat hendak mengalungkan rosario yang sudah basah tercelup air garam ke leher Elle.
Kedua tangan Elle secara kaku bergerak ke atas mencengkeram kedua lengan Michael dengan keras, menahannya agar rosario itu tidak mendekat ke badannya.
Berhasil, roh dalam tubuh Elle tidak lagi memperhatikanku, dengan gerak cepat kumendekat memegang kaki kiri Elle, menempelkan dua butir merica putih tepat di bawah ibu jari kaki kiri, kubaca beberapa mantra pengusir setan.

Elle melenguh keras, menggeliat dan melenguh lagi, persis suara sapi yang digorok, matanya mendelik merah dan marah.
Cengkeraman di lengan Michael tak lama kemudian mengendur dan lepas.
Sesaat kemudian seluruh tubuhnya lunglai, tidak ada lagi roh wanita muda, hanya tinggal Elle sendiri, matanya menutup kecapaian.
Rosario kali ini bisa dikalungkan ke leher Elle, yang mulai bernapas dengan tenang.
Kupegang kaki kanan Elle, untuk menutup lubang tempat keluarnya roh itu menempel lagi butiran merica putih di bawah ibu jari kanannya.

Roh itu telah pergi lewat jendela ruang tidur, karena pintu telah kami ‘segel’ dari semula.
Sisa garam yang ada disebar ke seluruh pintu dan jendela yang ada di apartment itu.

“Bukan bahan yang penting,” kata Michael padaku sambil tersenyum,”Tidak perlu kemenyan putih atau akar beringin, cukup sejumput garam atau segelas air. Yang penting makna dan mantra. Lain kali kau sudah pasti bisa tangani sendiri hal seperti ini.”

Benarkah, sudah siapkah aku?

Mojoville, 23 January 2008
OddieZ

Tuesday, January 8, 2008

Vodka

Malam yang lembab.
Hujan yang turun gerimis dari siang tadi seakan tak mampu mengusir hawa panas yang bergantung.
John melirik gelas yang berisi vodka separuh penuh…. atau separuh kosong, hmm peduli amat yang pasti begitu habis pasti diisi lagi sampai penuh dengan menambah beberapa potong es batu.
Sambil berpikir, tak terasa tangan kirinya sudah menyambar gelas yang dihabiskan dengan satu tegukan besar.

Keringat sebiji butir jagung tak hentinya menetes, meski semilir angin masuk dari jendela apartment lantai 15 ini.

Huruf-huruf di halaman novel yang sedang dibaca John mulai kabur.
Diseret kakinya yang berat ini ke arah kulkas, untuk kesekian kalinya mengisi gelasyang kembali kosong.

Jam dinding terdengar berdetak jelas di apartment yang kosong, sejenak ia berhenti mendengar suara desis lemah di luar jendela.

hmm….dengan mata setengah terpejam ( atau setengah terbuka ) ia teruskan ritual pemenuhan gelas, 2 potong es batu di dasar gelas, siap menunggu vodka utk dituangkan.
Sekotak besar orange juice yang berdiri penuh di tengah kulkas tidak dihiraukannya.

It’s time for the real stuff…. bukan waktunya untuk sejenis campuran cocktail yang menghibur selera.

Suara desisan semakin terdengar di ruang yang sepi.

“Tidak mungkin ..tidak mungkin benda itu mengikutiku,” pikir John.

Sudah seminggu ini ia pindah dari apartment lantai 15 ini, apartment lantai 2 yang beberapa tahun cukup nyaman disemayaminya terpaksa dilego dengan harga murah, setelah tak hentinya dia mengalami kejadian aneh yang muncul setelah seorang wanita muda bunuh diri, tewas tepat di bawah jendela kamar tidurnya.

Ada beberapa orang yang mempunyai ‘bakat’ untuk melihat roh roh halus. Dihitung dari tanggal dan waktu lahir, kepercayaan Cina menghitung apa yang disebut ‘ Ba Zi’, semakin rendah angka itu semakin gampang orang bisa melihat makhluk di alam yang lebih rendah.

Tetapi John bukanlah orang seperti itu.
Saat hantu wanita muda itu tak henti menampakkan diri padanya, seorang suhu membantu menghitung Ba Zi nya, yang ternyata cukup berat, tidak gampang untuk melihat para setan gentayangan. Meski pada akhirnya tak seorang pun bisa membantunya mengusir hantu wanita yang terlalu penasaran matinya itu.

Suara desisan itu makin keras…

“Tidak !”, gumam John,”Tidak sama suara itu dengan jeritan melengking hantu penasaran wanita muda di apartment lamaku.”

Tapi bayangan putih di balik jendela itu semakin jelas, seakan melayang mendekat.
Bunyi desisan bertambah jelas dengan bunyi geraman…

Ya geraman, seakan seseorang yang berusaha keras mengatakan sesuatu,
tetapi tidak bisa, tidak bisa karena lehernya telah patah

….sssh….s…sh..ee…eeeK.

John duduk kaku di sofa, tak kuasa bergerak, melihat bayangan putih menembus dari balik jendela tepat ke arahnya…
Mata John terbelalak besar, mulutnya menganga lebar meneriakkan teriakan ketakutan yang bisu.

Bau khas, bau kematian yang sering kau jumpai di rumah mayat atau rumah persemayaman jenazah, walaupun mayat-mayat di sana telah sedapat mungkin diawetkan, menghambur memenuhi kamar tamu di apartment yang seharusnya berventilasi bagus itu.

Gelap seketika pandangan John, ketika wajah putih kering dari bayangan dengan leher bengkok itu mendekat hampir menyentuh mukanya.

Ia pingsan dengan suksesnya.

Tanpa mengetahui bahwa di ruang tamu itu sebulan yang lalu seorang eksekutif muda mati gantung diri setelah kalah bermain valas, dan baru ditemukan setelah membusuk lima hari kemudian.

Mungkin suatu ketika John akan mengetahui, bahwa untuk dapat melihat makhluk halus, orang yang meskipun mempunyai Ba Zi yang tinggi bisa berpuasa,bermeditasi, berlatih untuk mendapatkan kemampuan melihat mereka di alam lain.

Sedangkan sebagian dari mereka dengan mudah melihat ‘mereka’ setelah setengah mabuk…. …setelah beberapa gelas vodka.




Mojoville, January 2008.
Oddiez…Absolute Peach, Absolute Pears with orange juice.