Friday, May 25, 2007

urge to kill

Kuambil pisau lipat yang selalu kukantongi, diam diam kuhunuskan sisi pisau
yang selalu kugosok mengkilat tiap hari.


Sebentar lagi ia akan lewat di sini.

Seperti pagi pagi lainnya, tidak mungkin salah, tidak mungkin, karena selama
sepuluh tahun aku membunuh untuknya.

Ia selalu lewat sini setelah waktu pulang.

Kali ini kubuat menjadi terakhir kalinya.

Kemarin sore setelah semua orang pulang, ia memanggilku, pergilah kau ke
negara lain, tak dibutuhkan kau lagi di sini.

Tak kusangka sama nasibku dengan beberapa rekan yang menghilang belakangan
ini.

Kuelus pisau belati yang tersimpan dalam kantong.

Terlalu enak baginya jika kupakai belati itu.

Pisau saku biru yang kecil tapi jauh lebih tajam, karena kuasah tiap hari akan
membuatnya lebih menderita.

Luka kecil, tipis, yang dalam akan membuatnya mencucurkan lebih banyak darah.

Seperti kupelajari dari pengalamanku, tusukan pertama di lambung, akan
mencucurkan air lambung, korban pasti akan tercenung kaget dan secara cepat
menjemput ajal.

Tusukan kedua harus dilakukan dengan cepat ke arah tenggorokan untuk
membungkamnya.

Huh, sebenarnya aku harus langsung melakukan tusukan kedua, untuk
memastikan ia tidak akan sempat berteriak, tetapi harus sekaligus memotong urat
nadi di tenggorokan.

Dengan begitu darah akan muncrat sehingga secara cepat ia akan kehabisan
darah.

Jika ada orang lain yang mendekat, aku dapat meninggalkannya pasti dalam
keadaan menunggu ajal tanpa harus melakukan sayatan lainnya.

Tetapi kuharap tempat ini tetap sepi, seperti hari hari lainnya.

Terbayang korban-korbanku yg jatuh hanya karena perintahnya.

Kuelus ujung pisau saku biru yang kuasah semalaman.

Bunyi sepatu kulit hitamnya telah terdengar sayup mendekat.

Senyumku melebar di bibir yang kering ini..

Ia datang ….

Wish me luck...



OddieZ,
Midnite 29 April, Mojoville

No comments: